Perkembangan Huruf
3) Perkembangan Huruf
Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada
awal masa kejayaan kerajaan Romawi. Dalam sejarah perkembangan tipografi
lahirnya desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta
teknik pembuatannya.
Kejayaan kerajaan Romawi
di abad pertama yang berhasil menaklukan Yunani, membawa peradaban baru
dalam sejarah Barat dengan diadaptasikanya kesusasteraan, kesenian, agama,
serta alphabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alphabet Latin hanya
terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R,S, T,
V, dan X, kemudian huruf Y dan Z
ditambahkan dalam alphabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal
dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan,
sehingga jumlah keseluruhan alphabet Latin menjadi 26.
ROMAN SQUARE CAPITALS
Bangsa Romawi dalam masa kejayaannya banyak membuat bangunan
arsitektural berupa monument-monumen yang berukirkan huruf-huruf. Ukiran huruf
pada sebuah monument memiliki keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat
baik. Garis-garis sederhana yang terdapat pada bangunan Capitalis Monumentalis
terdiri dari garis tipis-tebal yang terstruktur dari bentuk geometric seperti
kotak, segitiga, dan lngkaran. Huruf-huruf ini dikenal sebagai jenis Square
Capitals dan merupakan cikal bakal dari huruf kapital yang digunakan sekarang.
ROMAN SCRIPTS
Salah satu gaya Roman Scripts yang teramat penting adalah
Capitalis Quadrata yang banyak digunakan pada abad ke-2 hingga abad ke-5. Huruf
ini dibuat dengan pena berujung datar, yang merupakan versi kaligrafi dari
Square Capitals. Huruf ini banyak digunakan untuk naskah-naskah penting dan
judul buku. Kontras yang kuat antara ketebalan strokes yang satu dengan yang
lain merupakan cirri fisik dari huruf-huruf Roman Scripts.
UNCIAL SCRIPT
Runtuhnya kerajaaan Romawi
pada abad ke-3 menyebabkan terbelahnya kerajaan Romawi menjadi dua
wilayah, bagian timur dengan peradaban Byzantium yang mapan dengan ibukotanya
Constantinopel dan bagian barat terpecah menjadi berbagai perkampungan kecil
yang peradabannya hampir punah. Pada abad pertengahan ini (Medieval Era),
sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan, buta huruf, perdagangan
lumpuh dan muncul feodalisme.
Walaupun Medieval Era sering disebut sebagai abad kegelapan
(The Dark Ages) namun kegiatan perancangan huruf tidaklah terhenti, terutama
untuk kepentingan pembuatan buku-buku. Pada masa itu, biara-biara umat Nasrani
menjadi pusat kegiatan pendidikandan kebudayaan. Penyelamatan tulisan dan
naskah-naskah yang bernuansa keagamaan merupakan sumber inspirasi serta
motivasi utama dalam pengadaan dan pengembangan pembuatan buku-buku.
Pada periode ini lahir
bentuk dan gaya huruf Uncial Scripts dan Half Uncial Scripts. Kedua
huruf ini banyak sekali digunakan oleh gereja-gereja pada abad ke-5 sampai
dengan abad ke-9, hingga huruf-huruf ini memiliki citra yang kuat sebagai
‘huruf gereja’. Alasan diciptakan gaya huruf ini karena huruf-huruf Roman sudah
terlalu banyak digunakan pada masa-masa sebelumnya. Kata Uncial berasal dari
satuan ukuran tinggi (inch) bangsa Romawi yang disebut Uncia.
HALF-UNCIAL SCRIPTS
Half-Uncial Scripts atau juga sering disebut Semi-Uncial
Scripts merupakan bentuk asli (prototype) dari huruf kecil, yang tampil hampir
bersamaan dengan Uncial Scripts di sekitar abad ke-4. Para penyalin huruf
banyak menggunakan huruf ini untuk membuat catatan-catatan pendek yang biasanya
dituliskan pada tepi sebuah naskah. Ukuran tinggi Half-Uncial Scripts adalah
setengah dari Uncial Scripts dengan memberikan banyak tekanan pada ascender dan
descender.
CAROLINGIAN MINUSCULE SCRIPTS
Di sekitar abad ke-7, ketika Charlemagne berkuasa menjadi
pemimpin di sentral Eropa, ia banyak menatuh perhatian pada bidang pendidikan
dan kesenian. Konon, Charlemagne tidak dapat membaca dan menulis, namun lewat
gagasannya dibangun sebuah sekolah di istananya dimana diajarkan cara menyalin
dan memproduksi naskah-naskah yang kelak menjadi sumber lahirnya kembali ilmu
pengetahuan dan kesenian.
Pada masa itu, para penyalin huruf memiliki kualitas
keterampilan yang sangat buruk. Banyak sekali naskah yang sulit dibaca. Untuk
menanggulangi permasalahan ini, Charlemagne mengangkat Alcuin of York, seorang
budayawan dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku
serta pembuatan huruf. Alcuin menciptakan suatu standardisasi untuk desain tata
letak serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian
Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan pionir dari bentuk huruf kecil
kontemporer yang digunakan sekarang. Carolingian Minuscule Scripts memiliki
beberapa ligatures, ascender, dan descender serta mudah dibaca walaupun ditulis
dalam ukuran huruf yang kecil.
ANGKA ARAB
Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol dari huruf capital
mereka, seperti I, V, X, L, C, D, dan M. Di sekitar abad ke-7 bangsa Arab
mendominasi kepiawaian dalam ilmu matematik. Sebelumnya, titik pokok dari
kegiatan matematik berawal dari Mesir ke Yunani kemudian Roma, India, dan
akhirnya masuk ke Arab. Baru kemudian di sekitar abad ke-13, angka yang bentuk
dasarnya berawal dari alphabet Arab diterapkan ke dalam sistem alphabet Latin.
GOTHIC
Titik puncak dari periode Gothic berlangsung antara abad
ke-12 hingga abad ke-15 yang dimotori oleh para humanis Itali di jaman
Renaissance. Periode Gothic ditandai dengan dimunculkannya kembali
elemen-elemen klasik ke dalam perbendaharaan visual.
Ciri dari huruf Gothic adalah dominasi garis-garis vertikal
yang sangat kuat serta penggunaan ornament-ornamen pada huruf inisial. Tulisan
bergaya Gothic secara umum sangat dekoratif serta sukar dibaca. Ini merupakan
contoh dari peranan nilai estetik yang lebih dominan dibanding nilai
fungsionalnya, seperti terlihat dari penamaan untuk salah satu huruf Gothic
yang disebut Textura.
RENAISSANCE
Dalam dunia seni, periode Renaissance ditandai dengan
kembalinya komponen klasik di berbagai media. Kata Renaissance berarti lahir
kembali. Dalam dunia desain grafis lahirnya kembali kesusasteraan klasik
dikaitkan erat dengan pendekatan-pendekatan yang inovatif terhadap
desain-desain buku yang mencakup rancangan huruf, tata letak, ilustrasi gambar,
serta ornamen.
Pada periode Renaissance alphabet latin yang dalam bentuk
Square Capitals, menjadi subjek analisis para seniman dan ahli matematik.
Mereka tidak menciptakan bentuk-bentuk huruf, namun lebih kepada penemuan
prinsip konstruksi huruf yang dapat menjadi referensi penting bagi para
perancang atau penyalin huruf. Pada tahun 1463, Felice Feliciano merancang
Alphabetum Romanum, sebuah pola konstruksi huruf dengan menggunakan bentuk
bujur sangkar yang di dalamnya terdapat sebuah lingkaran yang beraksis pada
persilangan dua garis diagonal. Pola konstruksi ini dapat mengontrol setiap
pengembangan komponen pada huruf yang keseluruhannya berbasis pada bentuk-bentuk
geometrik.
BAROQUE SCRIPTS
Rancangan huruf dalam periode Baroque pada abad ke-16 sampai
dengan abad ke-17 memiliki tendensi kepada seni kaligrafi. Desain huruf
dipenuhi oleh hiasan serta ornamen dari elaborasi guratan-guratan garis yang
memberikan kesan mewah.
ERA REVOLUSI INDUSTRI
Aktivitas tradisional type foundry yang menggabungkan
pembuatan dan produksi huruf dengan tangan mulai punah karena tuntutan produksi
yang membutuhkan waktu sangat cepat. Para spesialis desain dan produksi
didistribusikan menjadi dua kelompok, yaitu desain dan produksi cetak.
Desain grafis memegang peranan penting dalam kegiatan
pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh berbagai pabrik dan industri. Billboard dan poster pada masa itu
merupakan media penting dalam periklanan yang banyak sekali digunakan. Eksekusi
gambar atau tanda-tanda ditransformasikan ke dalam bentuk abstrak visual yang
lebih nyata dengan proyeksi bentuk yang kuat dan ukuran yang besar.
ART NOUVEAU
Art Nouveau mengangkat alam sebagai referensi dengan
keindahan dan harmoni berbasis pada bentuk-bentuk geometrik yang alami. Art
Nouveau diidentifikasikan secara visual dengan bentuk-bentuk organik, yang
menyerupai tanaman. Garis-garis hadir mendominasi ruang, sedangkan properti
visual yang lain seperti warna dan tekstur menjadi minoritas. Eksistensi
ornamen-ornamen organik dalam desain huruf pada periode Art Nouveau tidak lagi
menjadi penghias saja, namun terintegrasi dalam struktur sebuah huruf.
BAUHAUS
Sebuah institusi seni di Jerman bernama Das Staatliches
Bauhaus-Weimar mempunyai misi utama menciptakan desain-desain dengan
pengadaptasian yang lebih baik sesuai dengan kenyataan industri baru dimana
simplisitas dan fungsi lebih diutamakan.
Salah satu karya penting Bauhaus adalah jenis huruf Universal
yang diciptakan oleh Herbert Bayer pada tahun 1925.
SANS SERIF
Pada awal abad ke-20 di Jerman, pencarian terhadap
bentuk-bentuk huruf baru merupakan simbolisasi penolakan terhadap gaya-gaya
huruf lama (Blackletter ataupun seriftype) yang dianggap tidak lagi mewakili
semangat modernisme. Huruf sans serif dianggap sebagai pilihan sempurna karena
lebih mudah dibaca. Dua jenis huruf sans serif yang pernah diciptakan
sebelumnya dan sangat terkenal adalah Akzidens Grotesk, yang dibuat tahun 1898
oleh Berthold Foundry dan Venus yang dibuat pada tahun 1907 oleh Stempl
Foundry.
Huruf sans serif yang paling berpengaruh dalam abad ke-20
adalah Futura, diciptakan oleh Paul Renner pada tahun 1927. Menggunakan prinsip
tiga komponen geometric (kotak, lingkaran, dan segitiga). Futura merupakan
huruf sans serif pilihan para perancang grafis di sekitar tahun 1930.
Komentar
Posting Komentar